Monday, February 13, 2023

Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah

 DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH

 

A.     Awal Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah

Setelah melalui perjuangan sangat panjang dalam menegakkan ajaran Islam di Mekah, Nabi Muhammd saw. dan kaum muslimin mendapat ancaman yang semakin keras di Mekah. Nabi Muhammad saw, dan kaum muslimin kemudian melanjutkan dakwah di Madinah atas perintah Allah Swt. Di kota ini terukir sejarah peletakan nilai-nilal dasar sebuah negara. Sebelum masuk pada pembahasan tentang dakwah Nabi Muhammad saw. periode Madinah, terlebih dahulu kita akan mempelajari kondisi umum Kota Madinah dan faktor pendorong Nabi Muhammad saw, berhijrah ke Madinah.

 

1.       Kondisi Umum Kota Madinah

Madinah terletak di sebelah utara Kota Mekah dan termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Arab Saudi. Sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah, Kota Madinah dikenal dengan nama Yasrib. Ada yang berpendapat nama Yasrib berasal dari bahasa Ibrani atau Aram, Pendapat lain menyebutkan Yasrib merupakan sebutan bagi orang-orang Arab Selatan. Madinah juga dikenal dengan Madinah an-Nabi (kota nabi) atau Madinah al-Munawwarah (kota yang bercahaya).

       Kondisi tanah Kota Madinah dikenal subur. Di Madinah terdapat oase-oase yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Oleh karena itu, penduduk kota ini selain berdagang dan beternak, mereka bermata pencaharian sebagai petani.

       Kondisi masyarakat Yasrib sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah terdiri atas berbagai suku berasal dari keturunan bangsa Arab dan Yahudi. Bangsa Arab tinggal di Yasrib terdiri atas penduduk setempat dan pendatang  dari Arab Selatan yang pindah ke Yasrib karena pecahnya bendungan Ma'arib. Persoalan yang dihadapi masyarakat Yasrib pada saat itu adalah tidak ada pemimpin yang mengayomi mereka. Saat itu hanya ada pemimpin-pemimpin suku yang saling berebut pengaruh. Suku di Madinah yang paling kuat dan berani adalah suku Aus dan Khazraj. Akibat perebutan pengaruh tersebut, sering terjadi peperangan antarsuku, baik antara suku Aus dan suku Khazraj maupun suku-suku lain. Meskipun demikian, penduduk Yasrib tidak sekeras dan sekejam penduduk Mekah. Mereka masih memiliki kebiasaan tolong-menolong antarsesama, bahkan dengan para pendatang.

 

2.       Latar Belakang Nabi Muhammad saw. Hijrah ke Madinah

Setelah Khadijah dan Abu Talib wafat, ancaman kaum kafir Quraisy semakin kuat. Atas izin Allah Swt. Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah. Beberapa faktor yang mendorongNabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah sebagai berikut:

a.       Adanya Tekanan dan Pemboikotan dari Kaum Quraisy

Siksaan kaum kafir Quraisy merupakan salah satu faktor penyebab Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin berhijrah ke Madinah. Kekejaman kaum kafir Quraisy di Kota Mekah semakin meningkat. Selain itu, kaum kafir Quraisy mengadakan pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Bani Mutalib. Pemboikotan tersebut meliputi beberapa hal berikut:

1)      Penduduk Mekah dilarang melakukan perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad saw.

2)      Penduduk Mekah dilarang mengadakan ikatan perkawinan dengan kaum muslimin.

3)      Penduduk Mekah dilarang keras bergaul dengan kaum muslimin.

4)      Musuh Nabi Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimanapun.

 

Pemboikotan tersebut tertulis pada kertas sahifah yang digantungkan di dinding Ka’bah. Kertas pemboikolan tersebut tidak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad saw. menghentikan dakwahnya. Teks tersebut disahkan oleh semua pembesar kaum Quraisy dan diberlakukan dengan ketat. Pemboikotan atau blokade tersebut berlangsung selama tiga tahun. Pada saat itu kaum muslimin merasakan derita dan kepedihan serta kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, semua penyiksaan dan pemboikotan tersebut tidak menyurutkan semangat dakwah Nabi Muhammad saw, dan kaum muslimin.

 

b.       Janji Penduduk Madinah untuk Melindungi Nabi Muhammad saw,

Kondisi Nabi Muhammad saw, dan kaum muslimin di Mekah terdengar oleh umat Islam yang berada  di Madinah. Pada tahun 621 M terdapat tiga belas penduduk Madinah menemui Nabi Muhammad saw.di Bukit Aqabah. Mereka berikrar memeluk agama Islam dan mematuhi ajaran Islam. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Balat Aqabah I. Pada tahun 622 M terdapat 73 penduduk Madinah (suku Aus dan Khazraj) yang datang ke Mekah dan berikrar kepada Nabi Muhammad saw. Mereka masuk Islam dan berjanji akan membela serta melindungi Nabi Muhammad saw, dan kaum muslimin. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Baiat Aqabah II. Perlindungan penduduk Madinah termasuk salah satu faktor penting yang mendorong Nabi Muhammad saw, dan kaum muslimin berhijrah ke Madinah.

 

c.       Wujud Ketaatan Nabi Muhammad saw. terhadap Perintah Allah Swt.

Setiap tindakan Nabi Muhammad saw. dilandasi dengan firman Allah Swt. Salah satunya keputusan Nabi Muhammad saw. untuk berhijrah ke Madinah. Pada saat siksaan kaum kafir Quraisy semakin merajalela, Nabi Muhammad saw. mendapat perintah dari Allah Swt. untuk berhijrah. Perintah tersebut tercantum pada firman Allah Swt berikut.

۞ وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ ١٠٠

 ( النساۤء/4: 100)                                               

Terjemah Kemenag 2002

100.  Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (An-Nisa'/4:100)

 

Ayat tersebut merupakan motivasi dari Allah Swt. untuk berhijrah dan memisahkan diri dari kaum) kafir Quraisy. Ke mana pun kaum muslimin pergi, mereka pasti menemukan tempat berlindung. Nabi Muhammad saw. pun senantiasa berusaha melindungi kaum muslimin dari siksaan kaum kafir Quraisy.

 

3.       Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah

Suatu hari para pemimpin kaum kafir Quraisy mengadakan pertemuan di Dar an-Nadwah. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. agar Bani Hasyim tidak mampu melawan mereka. Pada suatu malam, mereka mengelilingi rumah Nabi Muhammad saw. dan menunggu beliau keluar. Akan tetapi, Nabi Muhammad saw, telah mengetahui informasi tentang rencana kaum kafir Quraisy tersebut. Nabi Muhammad saw memberi kepercayaan kepada Ali bin Abi Talib r.a. menempati tempat tidurnya. Alli bin Abi Talibra.bersegera menempati posisi tidur beliau. Ali bin Abi Talib r.a. menutup tubuhnya dengan selimut. Adapun Nabi Muhammad saw. keluar dari rumah seraya membaca Surah Yasin [36] ayat 9. Atas dasar keimanan kepada Allah Swt., Nabi Muhammad saw, memberanikan diri keluar rumah. Pada saat itu Allah Swt. membuat mata kaum Kafir Quraisy tidak melihat Nabi Muhammad saw. sekalipun mereka berjaga-jaga sepanjang malam.

Saat fajar tiba kaum kafir Quraisy menyerbu rumah Nabi Muhammad saw. Mereka terkejut saat melihat Ali bin Abi Talib r.a. di tempat tidur Nabi Muhammad saw. Dengan kesal kaum kafir Quraisy segera melacak jejak Nabi Muhammad saw. Mereka juga menjanjikan kepada masyarakat akan memberikan hadiah seratus unta bagi siapa pun yang berhasil menangkap Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. kemudian segera menemui Abu Bakar r.a. Pada saat itu Abu Bakar r.a. telah menyiapkan dua ekor unta dan putri Abu Bakar ra.. Asma', telah menyiapkan perbekalan bagi keduanya. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar r.a. berjalan sekira 3 mil dari Mekah hingga menemukan gua Sur. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar singgah di gua tersebut selama tiga hari tiga malam. Beberapa kaum kafir Quraisy sempat tiba di mulut gua Sur. Atas kehendak Allah Swt. mulut gua tersebut ditutupi sarang laba-laba  dan sarang burung. Kedua sarang tersebut dalam keadaan utuh. Oleh karena itu, orang-orang Quraisy menyangka tidak ada orang dalam gua tersebut.

Orang-orang Quraisy kembali ke Mekah dan mengatur rencana lain. Para pembesar kaum kafir Quraisy meng adakan sayembara. Mereka akan memberikan seratus ekor unta bagi yang mampu menangkap Nabi Muhammad saw.

Pada malam keempat Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar r.a. melanjutkan perjalanan dan menyewa seorang kafir yang dapat dipercaya bernama Abdullah bin Uraiqit untuk menunjukkan jalan. Nabi Muhammad saw. melanjutkan perjalanan pada malam hari dan menghindari jalan-jalan umum. Dalam perjalanan Nabi Muhammad saw. hampir tertangkap oleh Suraqah bin Malik yang tergiur oleh seratus unta. Atas kehendak Allah Swt., upaya Suraqah bin Malik gagal.

Pada tahun 622 M setelah tujuh hari melakukan perjalanan, Nabi Muhammad saw. tiba di Quba. Beliau singgah di daerah tersebut dan mendirikan masjid selama empat hari bersama kaum muslimin. Masjid yang dibangun tersebut dikenal dengan masjid Quba. Penduduk Madinah menyambut beliau dengan riang gembira.

 

B.      Substansi Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah

Kedatangan Nabi Muhammad saw. ke Madinah membawa harapan besar bagi penduduk Madinah. Penduduk Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammad saw, dan rombongan kaum muslimin Mekah dengan keikhlasan dan kegembiraan. Suasana semakin bergemuruh, lafal-lafal selawat Badar ferus dikumandangkan mengiringi arak-arakan Nabi Muhammad saw. beserta rombongan.

Air mata kebahagiaan menetes dari mata para Muhajirin karena dapat berkumpul dengan Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam mendapat sambutan positif dari masyarakat Madinah sehingga lalam dapat berkembang pesat dalam waktu singkat. Umat Islam tidak lagi menjadi umat minoritas sehingga mendapat perlakuan adil dar musuh, Umat Islam menjadi umat yang disegani baik oleh masyarakat Madinah maupun masyarakat Mekah Bahkan, gangguan-gangguan dari suku yang tidak senang terhadap Islam seperti kaum Yahudi dan kafir Qurais dapat diatasi dengan baik.

Berkat izin Allah Swt. dan dakwah Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi kota madani yang dikenal dengan sebutan "Madinah al-Munawwarah." Beberapa substansi yang menjadi kunci keberhasilan dakwah Nabi Muhamma saw. di Madinah sebagai berikut:

1.       Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan Muhajirin

Pada saat hijrah ke Madinah, kaum Muhajirin tidak membawa harta benda. Saat itu yang ada dalam pikiran kaum Muhajirin hanya cara selamat dari kejaran kaum kafir Quraisy. Mereka tidak memikirkan harta benda. Kaum Ansar mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muhajirin tidak membawa harta benda keta berhijrah dan mereka menerima saudara sesama muslim dengan tangan terbuka. Kaum Ansar bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian dengan kaum Muhajirin. Agar persaudaraan kaum Muhajirin dan kaum Ansar semakin erat, Nabi Muhammad saw. menyatakan bahwa kaum Ansar dan Muhajirin saling mewarisi. Dasar persaudaraan yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw. adalah ukhuwah islamiah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada agama Islam guna menggantikan ukhuwah qaumiah yaitu persaudara yang didasarkan pada kesamaan suku. Dengan demikian, suasana persaudaraan yang kuat antarsesama umat muslim di Madinah dapat terwujud.

Kaum Ansar menerima kehadiran kaum Muhajirin dengan sukacita. Nabi Muhammad saw. membuat kebijakan mempersaudarakan mereka sehingga terwujud persatuan yang tangguh. Nabi Muhammad saw. memberi contoh. dengan mengangkat Ali bin Abi Talib r.a. sebagai saudaranya. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. mempersaudarakan antara kaum Ansar dengan kaum Muhajirin. Beberapa sahabat yang dipersaudarakan dengan kaum muslimin lain sebagai berikut:

a.       Abu Bakar as-Siddiq r.a. bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.

b.       Umar bin Khattab r.a. bersaudara dengan Itban bin Malik al-Khazraji.

c.       Usman bin Affan r.a. bersaudara dengan Aus bin Sabit.

d.       Abdurrahman bin Auf r.a. bersaudara dengan Sa'ad bin Rabi.

Persaudaraan tersebut membuahkan hasil berupa jalinan hubungan yang baik antara kaum Muhajinn dan kaum Ansar. Mereka saling mencintai, menyayangi, menghormati, saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin berupa temper tinggal, pekerjaan, dan hal-hal lain yang diperlukan. Sebaliknya, kaum Muhajirin tidak berpangku tangan Mereka berusaha mencan agar hidup secara mandiri.

Selain menyatukan kaum Ansar dengan Muhajirin, Nabi Muhammad saw menunjukkan perilaku toleransi dengan kaum Yahudi. Nabi Muhammad saw memelopori penyusunan Piagam Madinah, Piagam Madinah tersebut disusun untuk menjaga hubungan baik antara kaum muslimin dan penduduk asli, baik bangsa Arab maupun Yahudi. Dengan Piagam Madinah, semangat toleransi antar masyarakat Madinah diharapkan dapa terwujud. Di antara isi Piagam Madinah sebagai berikut:

a.       Seluruh masyarakat yang turut menandatangani piagam ini bersatu membentuk kesatuan kebangsaan

b.       Jika salah satu kelompok yang turut menandatangani piagam ini diserang oleh musuh, kelompok yang lain harus membela dengan menggalang kekuatan gabungan

c.       Tidak satu kelompok pun diperkenankan mengadakan persekutuan dengan kaum kafir Quraisy atau memberikan perlindungan kepada mereka atau membantu mereka mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah

d.       Orang Islam, Yahudi, dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk agama dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Tidak seorang pun yang diperkenankan mencampuri urusan agama lain

e.       Urusan pribadi atau perseorangan maupun perkara-perkara kecil kelompok nonmuslim tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keseluruhan.

f.        Setiap bentuk penindasan dilarang.

g.       Segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan, dan penganiayaan diharamkan di seluruh negeri Madinah

h.       Muhammad saw, menjadi pemimpin Madinah dan memegang kekuasaan peradilan yang tertinggi.

i.        Dalam bidang ekonomi ditujukan secara khusus untuk orang-orang mukmin yang kaya agar membantu ekonomi mukmin yang lemah.

Terbentuknya Piagam Madinah menjadi dasar kehidupan bernegara di Madinah. Terbentuknya Piagam Madinah juga menunjukkan Nabi Muhammad saw, bukan hanya pemuka agama, melainkan seorang negarawan andal Piagam Madinah menciptakan persatuan yang kuat di antara warga Madinah. Mereka hidup saling berdampingan dan menghormati perbedaan keyakinan yang mereka anut. Kebebasan untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing warga dijamin oleh negara Keamanan dan ketenteraman dapat terwujud dengan terbentuknya Piagam Madinah.

 

2.       Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam

Selain mempersaudarakan kaum Ansar dan Muhajirin, Nabi Muhammad saw. menetapkan beberapa tuntunan kehidupan islami yang mencakup keimanan, syariat, dan sosial. Cermati uraian berikut!

a.       Menciptakan Toleransi Beragama

Padaawal dakwah di Madinah Nabi Muhammad saw. tetap menghargai pemeluk agama Yahudi dan  Nasrani Nabi Muhammad saw. lebih mengedepankan ketenangan jiwa dan kebebasan bagi penduduk Madinah dan penganut kepercayaan agama nonmuslim. Penduduk muslim, Yahudi, dan Nasrani memiliki kebebasan menganut kepercayaan, menyatakan pendapat, dan menjalankan agama masing-masing Nabi Muhammad saw mengedepankan perilaku toleransi terhadap pemeluk agama lain. Tindakan Nabi Muhammad saw menampilkan prinsip agama Islam yang mengedepankan kasih sayang dan persatuan.

b.       Pembinaan Akidah, Akhlak, dan ibadah

Kaum muslimin merasakan kedamaian dan ketenteraman di Madinah. Tidak ada lagi siksaan, hinaan, dan ejekan dan kaum kafir Quraisy Di Madinah praktik pelaksanaan ibadah tampak semarak Terlebih, jumlah kaum muslimin di Madinah sangat banyak. Nabi Muhammad saw memberi teladan dalam bidang ibadah dan akhlak kepada kaum muslimin Beliau membiasakan akhlak terpuji dalam keseharian.

Dakwah Nabi Muhammad saw kepada kaum muslimin bertujuan mengajak mereka memahami ajaran Islam dengan baik. Selain itu, beliau mengajak dan memberi contoh kepada kaum muslimin tentang pelaksanaan ibadah. Masjid menjadi pusat kegiatan dakwah dan kegiatan kaum muslimin. Beberapa ibadah yang diajarkan kepada kaum muslimin yaitu azan, salat, zakat, dan puasa.

Bilal merupakan orang yang pertama kali mengumandangkan azan. Bilal mengumandangkan azan dengan suara merdu. Ketika mendengar suara azan ini Umar bin Khattab ra, memuinya Nabi Muhammad saw mengucapkan, "Segala puji bagi Allah Swt.”

c.       Perbaikan Prinsip Sosial dan Kemanusiaan

Nabi Muhammad saw, memperhatikan aspek muamalah dan akhlak terhadap sesama muslim. Dakwah Nabi Muhammad saw terkait prinsip kemanusiaan tergambar dalam khotbah haji wada pada tahun 10 H. Pada saat itu Nabi Muhammad saw berkhotbah di hadapan kaum muslimin.

Beberapa perintah dan tuntunan dalam khotbah tersebut antara lain Nabi Muhammad saw melarang menumpahkan darah, kecuali dengan yang haq, mengambil harta orang lain dengan bati, memakan hartis riba, dan menganiaya Nabi Muhammad saw, memerintahkan kaum muslimin memperlakukan istri dengan baik dan lembut. Selain itu, Nabi Muhammad saw memerintahkan kaum muslimin selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunah. Beliau menjelaskan semua pertengkaran antarsesama pada zaman jahiliah harus saling dimaafkan, balas dendam dengan tebusan darah pada zaman jahiliah tidak dibenarkan dalam Islam, serta persaudaraan dan persamaan antarsesama harus ditegakkan.

d.       Meletakkan Dasar Bidang Pertahanan dan Politik

Salah satu substansi dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah adalah membuat peraturan pertahanan negara. Melalui Piagam Madinah Nabi Muhammad saw. berhasil menyatukan penduduk Madinah guna bersama-sama menjaga pertahanan. Salah satu isi Piagam Madinah adalah kesediaan seluruh penduduk Madinah menjaga keamanan Kota Madinah dari serangan musuh. Dengan demikian, penduduk memiliki kedudukan, kewajban, dan hak yang sama dalam pertahanan atau membela negara Nabi Muhammad saw juga meletakkan dasar bagi sistem politik islami yaitu musyawarah. Persoalan yang ada di antara penduduk diselesaikan melalui musyawarah. Dalam bidang sosial kemasyarakatan Nabi Muhammad saw meletakkan dasar persamaan derajat manusia. Dalam bidang hukum Nabi Muhammad saw meletakkan dasar bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum

e.       Pembangunan Bidang Ekonomi

Sumber daya alam Madinah yang melimpah belum mampu menyejahterakan rakyat karena saat itu perekonomian dikuasai kaum Yahudi yang mempraktikkan sistem riba. Praktik riba menyebabkan penduduk yang miskin semakin miskin Nabi Muhammad saw meletakkan dasar bidang ekonomi. Berdasarkan penjelasan dalam Al-Qur'an, riba hukumnya haram. Oleh karena itu, beliau melarang praktik riba Salah satu cara yang ditempuh adalah mengutus Abdurrahman bin Auf ra, untuk mendirikan pasar. Di pasar tersebut sistem transaksi yang digunakan sesuai dengan syariat Islam sehingga tidak ada praktik riba Masyarakat pun lebih tertarik bertransaksi di pasar milk kaum muslimin. Akhirnya, pasar kaum Yahudi mengalami kebangkrutan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan Nabi Muhammad saw meletakkan dasar sistem ekonomi berdasarkan ajaran Islam yang mampu menjamin terwujudnya keadilan sosial.

 

C.     Strategi dan Keteladanan Dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah

Setelah tiba di Madinah, Nabi Muhammad saw segera mengatur berbagai strategi untuk mengembangkan Islam di Madinah.

1.       Strategi Nabi Muhammad saw. dalam mengembangkan Islam di Madinah.

Strategi dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah berbeda dengan strategi yang diterapkan di Mekah. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan kondisi sosial politik masyarakat Madinah padia saat tu. Beberapa strategi yang diterapkan Nabi Muhammad saw ketika berdakwah di Madinah sebagai berikut:

a.       Mendirikan Masjid sebagai Pusat Kegiatan Dakwah

Masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad saw adalah masjid Quba. Masjid tersebut dibangun saat Nabi Muhammad saw dalam perjalanan menuju Madinah. Masjid Quba terletak di Quba berjarak lebih kurang 5 km sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah bertepatan tanggal 20 September 622 M. Selain masjid Quba, Nabi Muhammad saw dan kaum muslimin membangun masjid Nabawi setelah tiba Madinah. Pembangunan masjid Nabawi dilakukan oleh seluruh umat Islam Madinah. Mereka bahu-membahu membangun masjid Nabi Muhammad saw juga ikut ambil bagian dalam membangun masjid Nabawi.

Nabi Muhammad saw memanfaatkan masjid untuk menyatukan kaum muslimin. Masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diperlukan oleh umat. Di masjid Nabi Muhammad saw: mengajarkan ayat-ayat Al-Qur'an yang beliau terima dan Allah Swt. Di masjid pula Nabi Muhammad saw. mengadili umat yang bersalah. Melalui masjid pula Nabi Muhammad saw dapat mengetahui kondisi umat dan menjadikannya sebagai sarana kegiatan sosial. Contohnya sebagai tempat pengumpulan zakat, infak, dan sedekah serta tempat penyaluran zakat, infak, dan sedekah kepada para fakir miskin serta anak-anak yatim.

 

b.       Menciptakan Perdamaian Antarsuku

Pada saat Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah, suku Aus dan Khazraj terlibat dalam perseteruan berkepanjangan. Pertikaian antara kedua suku tersebut telah berlangsung lama dan belum ada perdamaian di antara keduanya. Nabi Muhammad saw. berusaha meminimalkan pertikaian antara suku Aus dan Khazraj. Pada akhirnya perdamaian antara suku Aus dan Khazraj dapat terwujud, Perdamaian juga mengikis pertikaian antarsuku lain dan menghapus jurang pemisah antarsuku yang ada di Madinah. Nabi Muhammad saw. terus menjaga perdamaian tersebut. Menciptakan perdamalan, baik antarsuku maupun antar penduduk merupakan salah satu strategi dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah. Dalam kondisi pertikaian dan permusuhan seseorang akan sulit menerima dakwah karena yang ada dalam pikiran mereka hanya cara mengalahkan lawan. Dalam kondisi damai dan tenteram seseorang akan mudah menerima dakwah.

 

c.       Mempertahankan Kedaulatan Agama Islam

Setelah persaudaraan terbentuk, langkah selanjutnya adalah mempertahankan kedaulatan agama Islam. Peristiwa ini terjadi karena kaum Yahudi Madinah secara terang-terangan melanggar isi Piagam Madinah dan bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. terpaksa berperang membela diri dan tepaksa mempertahankan Islam dengan cara menanggapai ajakan berperang. Peperangan mempertahankan Islam pada masa Nabi Muhammad saw. antara lain Perang Uhud, Perang Badar, dan Perang Khandaq.

 

d.       Membentuk Kader-Kader untuk Mempertahankan Wilayah

Meskipun dakwah dilakukan dengan cara lemah lembut, Islam masih mendapat perlawanan dan sebagian kelompok. Bahkan, ada kaum yang secara terang-terangan melanggar isi Piagam Madinah dan bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Contohnya beberapa orang kaum Yahudi Madinah bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. membela diri dan terpaksa mempertahankan Islam dengan menanggapi ajakan berperang. Peperangan yang terjadi pada masa itu sebagai berikut:

1). Perang Badar

Perang Badar merupakan perang pertama yang dilakukan umat Islam untuk melawan kaum kafir Quraisy. Perang tersebut berlangsung pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 H di tempat bernama Badar terletak antara Kota Mekah dan Madinah. Pada perang tersebut kaum muslimin berhasil meraih kemenangan. Jumlah musuh pada saat itu sebanyak seribu orang, sedangkan kaum muslim hanya 313 orang. Pada peperangan ini, Abu Jahal tewas. Pada perang ini kaum muslimin Madinah membebaskan para tawanan dengan tebusan sesuai kemampuan masing-masing. Tawanan yang pandai membaca dan menulis dibebaskan jika bersedia mengajari kaum muslimin membaca dan menulis.

Setelah kaum muslimin memperoleh kemenangan pada Perang Badar, salah satu suku  Badui yang kuat tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw. Selang beberapa lama Nabi Muhammad saw, memerangi kaum Yahudi Madinah dan Qainuqa' yang berkomplot dengan kaum kafir Quraisy Mekah. Akhirnya orang-orang Yahudi tersebut meninggalkan Madinah dan menetap di Adri'at, perbatasan Syiria.

 

 

2). Perang Uhud

Dalam Perang Uhud jumlah pasukan musuh tiga ribu orang, sedangkan kaum muslimin serib orang. Pada peperangan kali ini umat Islam mengalami kekalahan karena sebagian kaum muslim lalai terhadap hasil musyawarah dan pesan Nabi Muhammad saw. untuk tetap pada posisi semula yaitu berada di puncak Bukit Uhud. Mereka tergiur oleh ganimah atau harta rampasan perang yang ditinggalkan musuh. Akhirnya, pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang dan melumpuhkan pasukan pemanah kaum muslimin.

Peperangan pun berakhir setelah musuh mengira Nabi Muhammad saw telan wafat Meroka mengendurkan serangan dan mengakhiri peperangan. Perang Uhud menyebabkan tujuh puluh orang pejuang islam gugur sebagai syuhada Perang.

3). Perang Ahzab/ Khandak

Perang Khandak terjadi di Madinali bagian utara, akibat penyerangan dari kolompok Bani Nazir dan kaum Quraisy Untuk menghadapinya, Nabi Muhammad saw bermusyawarah dengan kaum muslimin dan seluruh penduduk Madinah. Usul yang menarik dalam musyawarah tersebut adalah menyusun strategi pertahanan dengan membuat parit (khandak) di sekitar Kota Madinah, Usul tersebut diajukan oleh sahabat Nabi Muhammad saw, bernama Salman al- Farisy.

Strategi pembuatan parit menyebabkan tentara lawan tidak dapat memasuki Kota Madinah Mereka pun mengepung Madinah dengan mendirikan perkemahan di sekitar parit hingga hampir sebulan. Pengepungan ini cukup membuat masyarakat Madinah menderita karena hubungan dengan dunia luar terputus. Tetapi dengan izin Allah Swt. pasukan kafir penyerang kembali ke daerahnya masing-masing tanpa memperoleh kemenangan.

4) Perang Hunain

Perang Hunain merupakan perang kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw melawan 30.000 prajurit musyrikin Mokah yang terdiri atas Bani Hawazin, Bani Sagil, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Suku-suku tersebut berkomplot melawan Nabi Muhammad saw dan menuntut balas atas berhala-berhala mereka di Kakbah yang dihancurkan tentara Islam saat peristiwa Fathu Makkah.

 

Untuk menghadapi makar prajurit musyrikin Mekah, Nabi Muhammad saw. mengerahkan 12 ribu pasukan yang terdiri atas 10.000 orang yang mengikuti peristiwa Fathu Makkah dan 2.000 pendudu Mekah yang sudah memeluk Islam. Pasukan muslimin berhasil melumpuhkan Bani Saqif dan Hawazin di Lembah Autas, bagian dari Lembah Hunain, Poristiwa kemenangan kaum muslimin pada Perans Hunain tersebut dijelaskan Allah Swt. dalam Surah at-Taubah [9] ayat 25-28.

5) Perang Tabuk

Perang Tabuk adalah perang terakhir yang dihadapi semasa Nabi Muhammad saw. Perang tersebut terjadi karena kecemburuan Raja Heraklius saat mengetahui keberhasilan Na Muhammad saw, menguasai seluruh Jazirah Arab, ia mengerahkan pasukan dari gabungan Bani Gassan dan Bani Lachmides.

Nabi Muhammad saw, menyiapkan prajurit untuk menghadapi ancaman Raja Heraklius. Ada banyak kaum muslimin yang ingin menjadi prajurit pada perang tersebut. Jumlah pasukan kaum muslimin semakin besar dan kuat. Hal itu menyebabkan nyali pasukan Romawi di bawah Raja  Heraklius surut dan menarik diri kembali ke negerinya, Nabi Muhammad saw, tidak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk.

 

e.       Surat Nabi Muhammad saw. kepada Raja

Nabi Muhammad saw, mulai memperluas dakwah ke negeri-negeri lain. Salah satu upaya yang ditempuh Nabi Muhammad saw. yaitu mengirim surat kepada raja-raja penguasa negeri tersebut. Beberapa raja menerima surat Nabi Muhammad saw. antara lain Raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad saw. Semua menolak dengan cara beragam. Ada yang menolak dengan baik dan simpati serta ada pula yang menolak dengan kasar seperti yang dilakukan Raja Gassan. la tidak hanya menolak utusan Nabi Muham saw, tetapi membunuh utusan tersebut dengan kejam.

 

 

f.        Perjanjian Hudaiblah

Pada tahun 6 H ketika ibadah haji sudah disyariat kan, hasrat kaum muslimin untuk mengunjungi Mekah sangat bergelora. Nabi Muhammad saw, memimpin. langsung sekira 1.400 kaum muslimin berangkat ke Mekah pada bulan Zulkaidah, bulan yang dilarang terjadinya perang. Mereka mengenakan pakaian ihram dan membawa senjata untuk menjaga diri dan bukan untuk berperang

Sebelum tiba di Mekah, mereka berkemah di Hudaibiah yang terletak beberapa kilometer dari Mekah. Orang-orang kafir Quraisy melarang kaum muslimin masuk Mekah dengan menempatkan sejumlah tentara untuk berjaga-jaga. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. membuat kesepakatan dengan pihak kafir Quraisy yang dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiah. Di antara isi Perjanjian Hudaibiah sebagai berikut.

1)      Kedua pihak setuju melakukan gencatan senjata selama sepuluh tahun,

2)      Jika ada pihak Quraisy menyeberang ke wilayah pihak Nabi Muhammad saw., ia harus dikembalikan Jika ada pengikut Nabi Muhammad saw. menyeberang ke wilayah pihak Quraisy, pihak Quraisy tidak harus mengembalikan kepada pihak Nabi Muhammad saw.

3)      Semua suku di Mekah bebas melakukan perjanjian, baik dengan pihak Nabi Muhammad saw. maupun pihak Quraisy.

4)      Kaum muslimin belum boleh mengunjungi Kakbah pada tahun tersebut, tetapi ditangguhkan sampai tahun berikutnya.

5)      Jika tahun depan kaum muslimin memasuki Kota Mekah, orang Quraisy harus keluar lebih dahulu.

6)      Kaum muslimin yang memasuki Kota Mekah tidak diizinkan membawa senjata, kecuali pedang di dalam sarungnya dan tidak boleh tinggal di Mekah lebih dari tiga hari tiga malam.

Meskipun isi Perjanjian Hudaibiah tampak mengurangi hak-hak kaum muslimin, perjanjian tersebut sebenarnya sangat menguntungkan. Perjanjian ini memberi kesempatan untuk menyiapkan penguasaan terhadap Kota Mekah. Bagi kaum muslimin, Mekah tetap menjadi kota penting karena kedudukannya  sebagai pusat keagamaan bangsa Arab. Sesuai isi Perjanjian Hudaibiah, pada tahun berikutnya kaum muslimin dapat melaksanakan ibadah haji. Menyaksikan banyaknya kaum muslimin menunaikan haji dan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat Islam Madinah, banyak orang Quraisy masuk Islam.

 

g.       Peristiwa Penaklukan Mekah

Pada tahun 8 H Nabi Muhammad saw. membebaskan Mekah dari kejahiliahan dan kesyirikan. Beliau berangkat dari Madinah menuju Mekah bersama 10.000 kaum muslimin. Peristiwa itu dikenal sebagai peristiwa Fathu Makkah, Peristiwa ini terjadi karena kaum kafir Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiah. Kaum muslimin menguasai Mekah tanpa ada pertumpahan darah. Kaum muslimin menghancurkan 360 berhala yang berada di sekitar Kakbah. Pada waktu salat tiba, Nabi Muhammad saw, meminta Bilal mengumandangkan azan di atas Kakbah.

Sejak saat itu peperangan antar suku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab dapat tercapai. Nabi Muhammad saw. mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk ajaran Islam. Petugas keamanan dan para dai diutus ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian Nabi Muhammad saw. jatuh sakit dan pada Rabi'u al-Awwal 11 H (632 M) beliau wafat di rumah istrinya, Aisyah.

 

2.       Keteladanan Nabi Muhammad saw. dalam Berdakwah di Madinah

Nabi Muhammad saw. memberi teladan perjuangan yang sangat agung dalam berdakwah. Beliau melewati masa-masa sulit ketika berhijrah, berperang untuk mempertahankan diri, dan membangun masyarakat Islam di Madinah. Keteladanan perjuangan Nabi Muhammad saw. di Madinah sebagai berikut.

a.       Kerja keras dan Tawakal

Nabi Muhammad saw. dan para sahabat mengalami cobaan sangat berat dalam perjuangan dakwah. Mereka tidak pernah berputus asa. Dengan semangat tinggi. mereka bekerja keras menata dan membangun masyarakat Islam di Madinah. Nabi Muhammad saw. mengimbangi kerja keras dengan bertawakal kepada Allah Swt. dalam menghadapi segala tantangan.

Kerja keras dan perilaku tawakal kepada Allah Swt. hendaknya Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anda hendaknya menghadapi tantangan hidup  sebagai pelajar muslim dengan semangat membangun, kerja keras, dan sikap pantang menyerah mencari rida Allah Swt. Dengan semangat tersebut berbagai kesulitan akan lebih mudah Anda hadapi.

 

b.       Bersikap Toleran

Masyarakat Madinah merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas kaum muslimin, Yahudi, dan Nasrani. Nabi Muhammad saw. menghormati agama yang mereka anut dan tidak memaksa masuk Islam. Nabi Muhammad saw. memberi kebebasan kepada mereka untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Dasar-dasar toleransi pemerintahan Islam telah diterapkan oleh Nabi Muhammad saw. Dasar –dasar ini ketika berada di Madinah tertuang dalam Piagam Madinah.

Toleransi merupakan ajaran Allah Swt dan Nabi Muhammad saw. Kita diperintahkan bertolerar terhadap pilihan setiap orang untuk beriman atau kafir. Toleransi antarumat beragama dalam batasam muamalah yaitu batas-batas hubungan kemanusiaan dan tolong-menolong. Contohnya hubungan jua beli, saling membantu membenahi rumah yang rusak, dan bersama-sama membangun jalan. Aka tetapi, dalam hal akidah dan ibadah, Islam secara tegas melarang umat muslim bertoleransi.

 

c.       Membina Persatuan dan Persaudaraan Berdasarkan Keimanan (Ukhuwah Islamiah)

Semangat persaudaraan yang dibangun atas dasar keimanan kepada Allah Swt. mampu membalikkan keadaan. Saat itu kaum Yahudi Madinah merupakan golongan kaya raya. Mereka menguasai pasar dan perekonomian Madinah. Akan tetapi, dengan persatuan dan persaudaraan antarumat Islam, kondisi kaum Yahudi berubah drastis. Mereka yang pada awalnya menguasai pasar harus menutup pasar. Perekonomian kaum Yahudi pun hancur.

Persatuan dan persaudaraan antarumat Islam berdasarkan keimanan sangat diperlukan saat in Hal ini dilakukan agar dapat mengentaskan sesama muslim dari jurang kemiskinan. Jika umat Islan bersatu, perekonomian umat dapat meningkat, kemiskinan berkurang, dan pendidikan mengalami kemajuan. Selain itu, persatuan dan persaudaraan dapat memperkuat dan mengembangkan dakwah islamiah

 

d.       Mengembangkan Dakwah

Nabi muhammad saw dan para sahabat aktif berdakwah kepada keluarga dan penduduk yang belum memeluk agama Islam. Selain itu, mereka mengamalkan ajaran Islam dengan baik melalui budi pekerti dan perilaku menarik hati orang-orang yang belum memeluk Islam. Ketertarikan tersebut tidak jarang menyebabkan mereka masuk Islam.

Dakwah menjadi jalan bagi setiap muslim untuk berinteraksi dengan orang lain. Dakwah dalam hal ini tidak berarti kita harus berbicara dengan orang lain. Nabi Muhammad saw dan para sahabat berdakwah dengan budi pekerti dan perilaku yang baik. Dakwah dapat kita lakukan dengan menampilkan diri sebagai sosok muslim yang baik. Dengan menampilkan diri sebagai muslim yang baik, misalnya selalu menepati janji dan menghargai orang lain, kita telah menunjukkan kepada orang lain tentang keindahan Islam.

 

e.       Membangun Jiwa Mandiri

Jiwa mandiri merupakan dasar pembangunan ekonomi dan sosial bagi setiap manusia. Tanpa jiwa yang mandiri, seseorang akan sulit berinteraksi dengan sesama. Selain itu, roda perekonomian seseorang tidak akan berjalan dengan baik. Membangun jiwa mandiri inilah yang pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad saw terhadap para sahabat. Dalam rangka membangun jiwa mandiri, Nabi Muhammad saw. menekankan hal terbaik yang dinikmati oleh seseorang adalah hasil usahanya sendiri.

Ajakan ntuk mandiri itu sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau juga menekankan adanya kewajiban bagi suami memberi nafkah untuk keluarga. Dengan kewajiban ini, para suami harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
  • Bagikan