Sunday, July 4, 2021

MERAIH KEDAMAIAN DENGAN MUJAHADAH AN-NAFS , HUSNUZHAN, DAN UKHUWWAH


 


1.       Q.S. al-Hujurat/49: 12 tentang Berprasangka Baik (husnuzhan)

 a.     Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 12

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Hujurat/49:12)


b. Mengartikan Per Kata Q.S. al-Hujurat/49: 12

 


 c.       Mengidentifikasi Hukum Bacaan Tajwid Q.S. al-Hujurat /49: 12

 d. Kandungan Q.S. al-Hujurat/49: 12

Menjelaskan firman Allah Swt. kepada kaum muslimin untuk menjauhi perilaku berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan bergunjing atau gibah. Ketiga perilaku tersebut bermula dari prasangka buruk yang selanjutnya berkembang menjadi tuduhan. Tuduhan tersebut dilanjutkan dengan mencari kesalahan orang lain dan diteruskan dengan tindakan seperti hujatan, cacian, makian, dan fitnah. Berburuk sangka merupakan perilaku tercela yang dilarang dalam Islam. Bahkan, dalam ayat tersebut Allah Swt. mengibaratkan orang yang berburuk sangka kepada orang lain seperti makan daging orang yang telah mati. Perumpamaan tersebut menegaskan betapa tercela perilaku buruk sangka kepada orang lain.

Berburuk sangka atau suuzan merupakan perasaan yang mengandung tuduhan-tuduhan tidak benar kepada orang lain. Perbuatan ini termasuk perbuatan dosa yang harus dihindari oleh setiap muslim. Perilaku tercela lain yang harus dijauhi oleh setiap muslim adalah gibah atau menggunjing. Gibah dalam bahasa Indonesia disebut gosip. Gibah adalah perbuatan, perkataan, pembicaraan yang membuka sisi negatif orang lain, menyebabkan orang yang bersangkutan merasa tidak suka atau tidak nyaman jika mendengarnya. Kita tidak boleh membicarakan sisi negatif orang lain dengan beralasan bahwa hal tersebut kenyataan. Justru karena membicarakan kenyataan tindakan tersebut disebut gibah. Jika pembicaraan tersebut tidak benar, seseorang sudah melakukan hal yang lebih buruk yaitu fitnah. Oleh karena itu, setiap muslim harus senantiasa berhusnuzan kepada siapa pun dan menjauhi perbuatan suuzan serta gibah

e.    Hadis tentang larangan berburuk sangka (Suudzhan)


Artinya: “Dari al-A’raj ia berkata; Abu Hurairah berkata; Satu warisandari Nabi Saw., beliau bersabda: “Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari 'aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara.“  (H.R. Bukhari )

 f.        Hadis tentang Husnudzhan kepada Allah Swt.

 

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Allah ta’ala berfirman: ”Aku sesuai persangkaan hamba-Ku, Aku bersamanya ketika mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku saat sendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun alaih)


2.       Q.S. al-Hujurat/49: 10 tentang Persaudaraan  (Ukhuwwah)

a.       Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10


Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

b.      Mengidentifikasi Tajwid Q.S. al-Hujurat/49: 10


c.       Mengartikan Per Kata Q.S. al-Hujurat/49: 10



d.      Kandungan Q.S. al-Hujurat/49: 10

Menjelaskan persaudaraan antarsesama mukmin atau ukhuwah. Pada Surah al-Hujurat [49] ayat 10 Allah Swt. memerintahka kaum muslimin bertakwa kepada-Nya dan mendamaikan dua kelompok yang bertikai. Pada ayat tersebut Allah Swt. menjelaskan balasan bagi orang yang bertakwa yaitu rahmat-Nya.. Perintah mendamaikan pertikaian dapat diartikan agar kita menjalin persaudaraan. Persaudaraan akan menciptakan kehidupan harmonis yang diliputi rasa saling mencintai serta saling menjaga perdamaian dan persatuan. Jika terjadi perselisihan di antara sesama umat Islam, Allah Swt. memerintahkan untuk mendamaikan keduanya dengan cara yang baik. Sesama mukmin adalah saudara antara satu dan lainnya. Persaudaraan antarsesama mukmin terikat oleh syariat Islam atau disebut ukhuwah islamiah. Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari menjelaskan tentang persaudaraan sesama muslim. Arti hadis tersebut adalah Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Di antara mereka tidak ada yang menzalimi dan menyakiti. Selain itu, sesama muslim hendaknya mengajak saudaranya melakukan kebaikan dan mengingatkan untuk menjauhi keburukan. Dengan begitu, umat Islam telah berbuat adil dan menjauhi perilaku zalim. Persaudaraan umat Islam yang dibangun atas dasar keimanan juga akan semakin kuat.

e.       Hadis tentang Ukhuwwah Islamiyah (Persaudaraan Umat Islam)



Artinya: “Dari Abu Musa meriwayatkan dari Nabi Saw. Bahwa beliau bersabda:“kaum mukmin adalah bersaudara satu sama lain ibarat (bagian-bagian dari) suatu bangunan satu bagian memperkuat bagian lainnya.” dan beliau menyelipkan jari-jari disatu tangan dengan tangan yang lainnya agar kedua tangannya tergabung.” (H.R. Bukhari)

 


 








No comments:

Post a Comment

  • Bagikan