Pada tanggal 17 Ramadan tahun 610 M (13 tahun sebelum hijrah) Nabi Muhammad Saw. yang saat itu berusia 40
tahun mendapat wahyu pertama, yaitu surat al-‘Alaq/96: 1-5. Peristiwa ini menandai diangkatnya
Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul. Setelah turunnya wahyu kedua, yaitu surat al- Mudatsir/74: 1-7 Rasulullah Saw.
diperintah oleh Allah Swt. untuk berdakwah. Bukanlah hal mudah untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada penduduk Makkah. Hal
ini dikarenakan mayoritas penduduk
Makkah telah memiliki agama, yaitu menyembah
berhala. Masyarakat Arab ketika itu dikenal dengan masyarakat Arab jahiliyah karena masih berada dalam kebodohan. Kebodohan yang dimaksud adalah kebodohan dalam bidang moral, norma, etika, hukum dan agama.
Sungguh sangat berat tugas yang diemban
oleh Nabi Muhammad Saw. Dakwah Rasulullah Saw. di Makkah mendapat tantangan, hambatan, dan hinaan dari kaum
kafir Quraisy. Namun, semua itu tidak menyurutkan semangat Nabi Muhammad Saw. dalam berdakwah. Sikap mulia
yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. adalah
tetap sabar, tangguh, rela berkorban, tabah, dan optimis akan mendapat perlindungan dan
pertolongan dari Allah Swt.
Seandainya Rasulullah Saw. bersikap keras dan berhati kasar tentu orang-orang Arab di Makkah akan menjauhi Nabi Muhammad Saw. Jika mereka menjauhi Nabi Saw., berarti misi dakwah terancam gagal. Berkat rahmat dan kasih sayang Allah Swt., Nabi Muhammad Saw. berlaku lemah lembut
kepada mereka. Sungguh pada diri Rasulullah Saw. terdapat suri teladan bagi seluruh alam. Akhlaknya mulia, tutur katanya lembut, cinta pada
umatnya dan
kasih sayang yang
besar kepada sesama.
Perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw. di Makkah dapat kita teladani dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari karena pada hakikatnya setiap muslim memiliki kewajiban berdakwah untuk menyebarkan kemuliaan ajaran Islam.
Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah
Berdasarkan asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab
dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan), dan ‘Adnaniyun (keturunan Ismail bin Ibrahim). Pada awalnya, golongan ‘Adnaniyun menduduki wilayah utara, dan wilayah selatan diduduki oleh
golongan Qahthaniyun. Namun, seiring perkembangan waktu, kedua golongan itu membaur menjadi satu karena perpindahan dari utara ke selatan dan sebaliknya.
Kota terpenting dan
terkenal diantara kota-kota di jazirah Arab adalah Kota Makkah. Tahukah kalian mengapa kota Makkah menjadi kota terpenting dan terkenal? Hal ini dikarenakan kota Makkah dilalui jalur perdagangan yang ramai yang menghubungkan Yaman di selatan dan Syria di utara. Ka’bah yang berada di tengah kota Makkah merupakan pusat keagamaan Arab. Mayoritas masyarakat Arab
beragama watsani, yaitu percaya kepada dewa
yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Ka’bah merupakan tempat mereka berziarah, di dalamnya terdapat 360 berhala yang mengelilingi berhala utama, yaitu Hubal. Setiap kabilah atau suku memiliki berhala
sendiri-sendiri yang dipusatkan di Ka’bah. Selain Hubal, berhala yang terkenal adalah Lata, Uzza, dan Manat. Adapula sebagian masyarakat Arab menyembah
malaikat dan bintang, seperti yang
dilakukan kaum Sabi’in. Hal ini adalah salah satu bentuk
kejahiliyahan di bidang agama. Agama
dan kepercayaan tersebut sudah menyimpang dari ajaran agama tauhid dari para
nabi dan rasul terdahulu.
Kondisi masyarakat Arab sebelum Islam dikenal dengan istilah jahiliyah. Tahukah kalian apa yang membedakan masyarakat
jahiliyah
dengan masyarakat pada umumnya? Masyarakat
Arab jahiliyah berarti masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan tersebut adalah kebodohan dalam bidang moral, norma, etika, hukum, dan
agama.
Jadi, inti dari karakter jahiliyah adalah memiliki sifat keras kepala, mengutamakan hidup jangka
pendek,
tidak mau merubah perilaku pada
perilaku yang benar menurut aturan agama. Oleh karena
itu, karakter jahiliyah bukan
mutlak milik masyarakat Arab masa itu.
Sistem hidup masyarakat
jahiliyah sangat ditentukan oleh dua hal, yaitu
kekuasaan kesukuan dan kekuasaan ekonomi. Masing–masingsuku atau kabilah bersaing untuk menjadi yang paling kuat dan paling disegani. Sumber kekuatan mereka adalah kesetiaan dan
solidaritas di antara anggota kelompok. Penduduk Arab jahiliyah memiliki tabiat suka berperang. Oleh
karena itu, peperangan antarsuku sering terjadi dan telah menjadi tabiat yang mendarah daging. Dunia Arab ketika itu
merupakan kancah peperangan terus-menerus. Akibatnya adalah kebudayaan mereka tidak berkembang.
Kondisi masyarakat yang suka
berperang seperti ini juga
menyebabkan nilai wanita menjadi sangat rendah. Seorang wanita tidak punya hak mewarisi harta peninggalan suaminya, bapaknya atau anggota keluarga lainnya. Apabila terjadi peperangan antarsuku, maka suku yang kalah akan dijadikan budak oleh suku yang menang.
Masyarakat Arab jahiliyah memiliki kebiasaan buruk, di antaranya minum minuman keras, berjudi, dan membunuh. Lebih dari itu, mereka beranggapan bahwa minum minuman keras, berjudi, mencuri, merampok, berzina, membunuh bukan merupakan perbuatan salah. Hal ini merupakan
bentuk kejahiliyahan di
bidang norma, etika, dan hukum.
Apakah seluruh perilaku masyarakat Arab
jahiliyah itu buruk? Tentu saja tidak. Ada beberapa kebiasaan dan budaya yang
positif pada masyarakat Arab jahiliyah, di antaranya memiliki keberanian, semangat juang yang tinggi, suka
menghormati tamu, dan maju dalam bidang perdagangan. Sumber ekonomi dan penghasilan utama
orang Arab adalah
perdagangan dan bisnis. Orang-orang Arab jahiliyah
sangat terkenal dengan
kepiawaiannya dalam berdagang dan bisnis.
A. Dakwah Nabi
Muhammad saw. Periode Mekah
Kota Mekah sangat penting dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad
saw. lahir di Kota Mekah. Di Kota Mekah beliau menerima wahyu pertama dari
Allah Swt. dan menyampaikan dakwah untuk pertama kali
1. Kerasulan Nabi
Muhammad saw.
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ
عَلَقٍۚ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ
مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-'Alaq [96]: 1-5)
Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama saat bertahanus di gua
Hirà. Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad saw, yang berada di gua Hira
kemudian menyampaikan Surah al-'Alaq [96] ayat 1-5. Meskipun telah menerima
wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. belum mulai melakukan aktivitas dakwah.
Beliau mulai berdakwah ketika Allah Swt. menurunkan wahyu kedua, yaitu Surah
al-Muddassir [74] ayat 1-7 sebagai berikut.
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ قُمْ فَاَنْذِرْۖ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ ( المدّثّر/74: 1-4)
Wahai orang yang
berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan! dan agungkanlah
Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, (Al-Muddassir/74:1-4)
Turunnya Surah al-Muddassir [74] ayat 1-7 menjadi dasar bagi
Nabi Muhammad saw. untuk mulai berdakwah. Berdakwah kepada masyarakat Arab
jahiliah merupakan tugas berat. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw, menerapkan
strategi-strategi tertentu dalam mendakwahkan risalah-Nya
2. Misi Dakwah Nabi
Muhammad saw. di Mekah
Kondisi masyarakat Mekah saat Nabi Muhammad saw. diutus.
Masyarakat Mekah gemar melakukan perbuatan tercela. Dengan demikian, misi utama
dakwah Nabi Muhammad saw yaitu mengajarkan ketauhidan dan akhlak. Perhatikan
uraian berikut!
a. Mengajarkan Tauhid atau Akidah
Nabi Muhammad saw. mengajarkan dan menyeru umat manusia untuk
beribadah hanya kepada Allah Swt. Hanya Allah Swt, yang patut disembah dan
dimintai pertolongan. Setelah melalui perjuangan panjang, Nabi Muhammad saw.
dapat menaklukkan Mekah dan menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaum
jahiliah pada peristiwa Fath al-Makkah.
Tauhid merupakan dasar untuk menanamkan syariat Islam. Setelah
seseorang menyembah hanya kepada Allah Swt., ajaran Islam dengan sendirinya
diterima dan dilaksanakan. Jika dalam diri seseorang telah tertanam tauhid yang
kuat, ia akan menerima perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dengan
ikhlas. Inti ajaran tauhid yang ditanamkan Nabi Muhammad saw. kepada masyarakat
Mekah sebagai berikut:
1) Menyembah Allah
Swt. dan meninggalkan berhala sebagai sesembahan.
2)
Beriman kepada Nabi Muhammad saw, sebagai rasul Allah Swt.
atau utusan Allah Swt
3) Beriman pada hari
akhir sebagai hari pertanggungjawaban amal manusia di dunia.
b. Menanamkan
Kemuliaan Akhlak
Nabi Muhammad saw. diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Sebelum Nabi Muhammad saw. diutus, terjadi dekadensi atau kerusakan moral dalam
berbagai bidang dan tatanan kemasyarakatan di Mekah. Banyak perilaku masyarakat
jahiliah yang tidak bermoral seperti perzinaan, mabuk-mabukan, dan mengubur
hidup-hidup bayi perempuan karena malu memiliki anak yang tidak dapat
berperang. Nabi Muhammad saw. hadir memberi teladan akhlak mulia kepada seluruh
umat manusia.
Nabi Muhammad saw. merupakan teladan yang baik (uswatun
hasanah). Perilaku Nabi Muhammad saw. merupakan contoh terbaik bagi manusia.
Beliau melarang perbuatan curang dalam jual beli, memerintahkan untuk membebaskan
budak, serta menghargai kehidupan wanita dan keluarga. Semua ajaran tersebut
diterapkan Nabi Muhammad saw. pada dirinya sendiri. Memberi teladan dengan
tingkah laku merupakan cara efektif dalam berdakwah.
Nabi Muhammad saw, telah memberi contoh strategi dakwah yang
tepat. Strategi dakwah yang dijalankan oleh Nabi Muhammad saw, salah satunya
dakwah bil-hal. Dakwah bil-hal dilakukan dengan mengajak berbuat baik dan
memberi contoh nyata. Dakwah bil-hal merupakan strategi dakwah yang efektif
karena tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga mengajarkan akhlak
mulia dalam keseharian
3. Strategi Dakwah
Nabi Muhammad saw. di Mekah
Secara garis besar
Nabi Muhammad saw, menerapkan dua strategi dakwah yaitu dakwah secara
sembunyi-sembunyi dan terang terangan.
a. Dakwah Nabi Muhammad saw. secara
Sembunyi-Sembunyi (Ad-Da'wah Bi Al-Sirr)
Anda harus
menyadari bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan dakwah secara sembunyi pada masa
awal kerasulan karena masyarakat jahiliah di sekitamya gemar melakukan
perbuatan tercela. Saat itu hanya Nabi Muhammad saw, seorang yang beriman
dengan benar kepada Allah Swt. Adapun kaum kafir Quraisy merupakan masyarakat
yang sang loyal memegang ajaran nenek moyang. Dengan kenyataan tersebut, bukan
tindakan bijak jika Nab Muhammad saw, langsung berdakwah secara terang-terangan
kepada masyarakat Mekah. sembunyi.
Dakwah dengan
strategi ini berlangsung sekira dua tahun. Pada saat itu dakwah Nabi Muhammad
saw. ditujukan kepada keluarga dan para sahabat terdekat. Khadijah, istrinya,
merupakan wanita pertama yang beriman dan menerima ajaran tauhid, disusul oleh
Abu Bakar dan Ali bin Ab Talib. Melalui perantara Abu Bakar banyak penduduk
Mekah mengikuti seruan dakwah Nabi Muhammad saw. Mereka yang masuk Islam antara
lain Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa'd bin Abi
Waqas, Ubaidah bin Jarrah, dan Zubair bin Awwam. Orang orang yang pertama masuk
Islam atau pada masa awal dakwah Nabi Muhammad saw. dikenal dengan sebutan
as-Sabiqunal-Awwalu>n. di rumah Al-Arqam bin Abil Arqam adalah rumah tempat
pusat dakwah pertama. Di rumah yang penuh berkah inilah, Rasulullah Saw mengajarkan
Islam secara diam – diam kepada para pemeluk Islam pertama. Beliau merintis
dakwah secara ifradiyah (ajakan kepada perorangan secara sembunyi).
b. Dakwah Nabi Muhammad saw. secara
Terang-terangan (Ad-Da'wah Bi Al-Jahr)
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ
اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ فَاِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا
تَعْمَلُوْنَ ۚ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang
terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang
mengikutimu. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad),
“Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Asy-Syu'ara'/26:214-216)
Ayat tersebut
merupakan perintah Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk berdakwah secara
terang-terangan. Nabi Muhammad saw. kemudian mengundang keluarga Bani Abdul
Muttalib pada jamuan makan. Beliau mengajak keluarga besarnya menyembah Allah
Swt. Abu Lahab, paman Nabi Muhammad saw., segera menghentikan pembicaraan dan
mengajak para undangan meninggalkan tempat jamuan makan.
Nabi Muhammad saw.
tidak berputus asa dengan penolakan Abu Lahab. Beberapa hari kemudian Nabi
Muhammad saw. mengundang kembali keluarga besarnya pada jamuan makan. Usai
jamuan makan, Nabi Muhammad saw. kembali mengajak kerabat dekatnya menyembah
Allah Swt. Keluarga
dekat Nabi Muhammad saw, meninggalkan acara jamuan makan dengan ejekan dan
hinaan. Di tengah upaya berdakwah kepada keluarganya, Nabi Muhammad saw.
menerima wahyu Surah al-Hijr [15] ayat 94-96 sebagai berikut.
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ ٩٤ اِنَّا
كَفَيْنٰكَ الْمُسْتَهْزِءِيْنَۙ ٩٥ الَّذِيْنَ يَجْعَلُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا
اٰخَرَۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ ٩٦ ( الحجر/15: 94-96)
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. Sesungguhnya
Kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang
memperolok-olokkan (engkau), (yaitu)
orang yang menganggap adanya tuhan selain Allah; mereka kelak akan mengetahui
(akibatnya). (Al-Hijr/15:94-96)
Nabi Muhammad Saw., tidak menyerah. Beliau kemudian mengalihkan
dakwahnya kepada penduduk Mekah. Suatu hari Nabi Muhammad saw. naik ke Bukit
Safa seraya mengajak penduduk Mekah menyembah Allah Swt. Mendengar ajakan Nabi
Muhammad saw., suasana seketika gaduh. Para pembesar Quraisy mengumpat Nabi
Muhammad saw., bahkan menganggap beliau tidak waras. Abu Lahab dengan lantang
berteriak, "Celaka kau hari ini, untuk ini engkau mengumpulkan kami?"
Abu Lahab termasuk orang yang paling keras menentang dakwah Islam. Tidak heran
jika Allah Swt. mengancamnya melalui Surah al-Lahab [111] ayat 1-3.
c. Menghadapi
Kekejaman Kaum Kafir Quraisy
Muhammad saw dan umat Islam berhasil
melalui cobaan yang kekejaman dan kekerasan dari kaum kafir Quraisy dengan keimanan
dan kesabaran, Sikap yang ditunjukkan Nabi Muhammad Saw. dan umat Islam
menyebabkan kaum kafir Quraisy semakin gelap mata Kaum kafir Quraisy semakin
menjadi-jadi untuk menyiksa kaum muslimin. Kaum kafir Quraisy tega menyiksa
kaum muslim hingga meninggal dunia hanya karena ingin mengembalikan keyakinan
kaum muslimin pada keyakinan nenek moyang mereka, Nabi Muhammad saw kemudian
memerintahkan kaum muslimin berhijrah ke Abisinia. Pada waktu itu Abisinia
merupakan wilayah yang rakyatnya memeluk agama Nasrani. Nabi Muhammad saw
memerintahkan umat Islam berhijrah ke Abisinia karena mendenger nasihat bahwa
Abisinia dipimpin oleh seorang raja yang tidak berbuat aniaya kepada rakyataya.
Kaum muslimin Mekah melakukan hijrah ke Abisinia dalam dua
kelompok Kelompok yang hijrah ke Abisinia berjumlah 15 orang, terdiri atas 11 laki-laki
dan 4 perempuan. Kaum muslimin yang hijrah pada kelompok pertama tersebut
secara sembunyi-sembunyi keluar dari Mekah menuju Abisinia. Mereka akhirnya
sampai di Abisinia dengan selamat dan mendapatkan tempat yang baikk di bawah
Najasyi (sebutan untuk Raja Abisinia), Kaum muslimin yang hijrah tinggal di
Abisinia hingga mendapat kabar bahwa keadaan di Mekah telah aman. Mendengar
kabar tersebut, kau muslimin yang tinggal di Abisinia segera pulang ke Mekah.
Akan tetapi, kaum kafir Quraisy ternyata belum benar-benar berubah. Kaum
muslimin mendapat penyiksaan jauh lebih dahsyat dari yang mereka terima sebelum
hijrah. Oleh karena itu, kaum muslimin akhirnya memutuskan melakukan hijrah
kedua ke Abisinia, Hijrah ke Abisinia kali ini diikuti oleh 80 laki-laki.
Hijrah kedua kaum muslimin ke Abisinia dipimpin oleh Ja'far bin Abi Talib. Kaum
muslimin tinggal di Abisinia hingga sesudah Nabi Muhammad saw. hijrah ke
Yasrib.
Kaum muslimin yang masih tinggal di Mekah terus menghadapi
kekejaman dari kaum kate Quraisy. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. tidak
menyia-nyiakan saat ada rombongan dari Yasrib (Madinah) datang ke Mekah.
Rombongan tersebut datang setelah perstiwa Isra' dan Mi'raj.
penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah mereka yang terdiri dari suku 'Aus dan Khazraj, masuk
Islam dalam tiga gelombang. "Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian,
beberapa orang Khazraj berkata kepada Nabi: "Bangsa kami telah lama
terlibat dalam permusuhan, yaitu antara suku Khazraj dan Aus. Mereka
benar-benar merindukan perdamaian. Kiranya Tuhan mempersatukan mereka kembali
dengan perantaraan engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu,
kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau
ini". Mereka giat mendakwahkan Islam di Yatsrib. Kedua, pada tahun
keduabelas kenabian delegasi Yatsrib, terdiri dari sepuluh orang suku Khazraj
dan dua orang suku Aus serta seorang wanita menemui Nabi di suatu tempat
bernama Aqabah. Di hadapan Nabi mereka menyatakan ikrar kesetiaan, Mereka berikrar tidak menyekutukan
Tuhan, tidak mencari, tak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak mengumpat
dan memfitnah baik di depan maupun di belakang Nabi Muhammad saw., serta tidak
menolak berbuat kebaikan. Rombongan ini
kemudian kembali ke Yastrib sebagai juru dakwah dengan ditemani oleh Mus'ab bin
Umair yang sengaja diutus Nabi atas permintaan mereka. Ikrar ini disebut dengan
perjanjian "Aqabah Pertama". Pada musim haji berikutnya, jamaah haji
yang datang dari Yastrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka
meminta pada Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela
Nabi dari segala ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka ajukan.
Perjanjian ini disebut perjanjian 'Aqabah kedua.
4. Meneladani Sifat
dan Perilaku Nabi Muhammad Saw.
a.
Rela berkorban dalam membela agama
b.
Berani membela kebenaran
c.
Jujur dan rendah hati
d.
Sabar dan tabah menghadapi cobaan
e.
Tidak mudah putus asa dan menyerah dalam berdakwah

No comments:
Post a Comment